"EVALUASI PROYEK, PENGERTIAN DAN CARA MENGANALISIS"
Oleh : Harris Arifin (Pemeriksa Wilayah IV)
PENGANTAR
Mulai tahun
anggaran 2000, Inspektorat Jenderal Dep. Kimbangwil akan melaksanakan
secara konsisten, Pemeriksaan Kinerja (Performance Audit) dan
Pemeriksaan Program (Program Audit), sesuai Kep. Men PU No.
90/KPTS/1993, tanggal 27 Pebruari 1993 tentang Pedoman Pengendalian
Pekerjaan Konstruksi, di Lingkungan Dep. PU (saat ini sedang dalam
perbaikan dan akan menajdi Kep. Men. Kimbangwil).
Untuk itu guna membantu para Auditor untuk menelaah
issue Perencanaan khususnya sub issue Perencanaan Pendahuluan, dianggap
perlu adanya penyegaran dibidang Evaluasi Proyek.
"Evaluasi proyek, Pengertian dan Cara Menganalisis"
sebagian besar bersumber dari buku "Pengantar Evaluasi Proyek" Lembaga
Penerbit FEUI 1978, merupakan bahan bacaan utama pada kursus Analisis
Proyek Pertanian dan Industri Pertanian (Agriculture and Agro Industry
Project Course), Program Perencanaan Nasional – Lembaga Penyelidikan
Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
bekerjasama dengan Economic Development Institute of the World Bank
tahun 1981, dimana penulis termasuk salah satu peserta.
Semoga apa yang disajikan ini masih relevan dan dapat bermanfaat.
PENGERTIAN PROYEK
Suatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan
harapan untuk mendapatkan hasil (returns) diwaktu yang akan datang, yang
direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah satu unit dimana
biaya maupun hasilnya dapat diukur.
Proyek atau kegiatan proyek dapat dibagi atas 2 (dua) tujuan yaitu :
- Komersil
- Tidak Komersil
Bertujuan komersil (mendapat untung) langsung dalam
bentuk uang, ialah kegiatan dibidang produksi misalnya pertanian,
perkebunan, industri dan sebagainya.
Tidak komersil ialah kegiatan dibidang kepentingan umum seperti pengadaan prasarana fisik seperti Waduk, Jalan, dan sebagainya.
EVALUASI PROYEK
Bertujuan untuk memperbaiki pemilihan investasi.
Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan adalah terbatas,
sehingga diperlukan sekali adanya pemilihan antara berbagai macam
proyek.
Evaluasi proyek menekankan pada 2 (dua) macam analisis yaitu :
- Analisis Finansil
- Analisis Ekonomis
Apabila proyek dilihat dari sudut badan atau
orang yang menanam modalnya didalam proyek atau yang berkepentingan
langsung dalam proyek.
Dalam analisis ini sangat diperhatikan hasil untuk
modal saham (Equity Capital) yang ditanam dalam proyek yaitu hasil yang
harus diterima oleh para petani, pengusaha swasta, badan usaha
pemerintah atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek.
Hasil finansil ini sering disebut "PRIVATE RETURNS"
Dimana proyek dilihat dari segi perekonomian
secara keseluruhan. Dalam analisa ekonomi yang diperhatikan ialah hasil
keseluruhan berupa produktivitas atau keuntungan yang diperoleh dari
semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat, atau
perekonomian secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang menyediakan
sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil
dari proyek tersebut. Hasil ekonomi ini disebut "The Social Returns"
atau "The Economic Returns".
Beberapa unsur yang berlainan penilaiannya dalam kedua macam analisis tersebut ialah :
- Harga
- Pembayaran Transfer
Dalam analisa finansil selalu dipakai harga pasar (market price), sedangkan dalam analisis ekonomis digunakan harga bayangan (shadow price) atau disebut juga "accounting prices" yang menggambarkan nilai sosial atau nilai ekonomis yang sesungguhnya (the true social of economic value) daripada unsur-unsur biaya maupun hasil/manfaat
- Pajak
- Subsidi
- Bunga
Dalam analisa ekonomis, pajak tidak dikurangi
dalam perhitungan benefit daripada proyek. Pajak adalah bagian daripada
hasil bersih proyek yang diserahkan kepada pemerintah untuk digunakan
bagi masyarakat sebagai keseluruhan, karenanya tidak dianggap biaya.
Subsidi sesungguhnya adalah suatu transfer payment dari masyarakat kepada proyek sehingga dalam analisa :
- Finansil : mengurangi biaya proyek, jadi menambah benefit.
- Ekonomis : harga pasar harus disesuaikan untuk
menghilangkan efek dari subsidi. Jika subsidi menurunkan harga barang
input, maka besarnya subsidi harus ditambahkan pada harga barang input
tersebut.
Analisis Ekonomi
Bunga modal tidak dipisahkan/dikurangi dari hasil
bruto. Kecuali Social opportunity Cost of Capital (OCC) dari investasi
tersebut dianggap terdiri dari arus pelunasan hutang + bunganya maka
diperhitungkan sebagai biaya (dikurangkan dari hasil bruto)
Analisis Finansil
- Bunga yang dibayarkan kepada orang-orang luar yang meminjamkan kepada proyek dan dianggap cost sehingga dikurangkan dari hasil bruto sebelum diperoleh arus benefit.
- Bunga tidak dianggap sebagai biaya, karena bunga merupakan bagian dari financial returns yang diterima modal proyek.
Pengaruh Inflasi terhadap Benefit dan Biaya
Laju inflasi akan menyebabkan semakin besarnya ukuran
benefits yang dinyatakan dalam uang atas harga dasar yang berlaku,
dipihak lain terjadi pula dalam biaya. Pada hal tujuan dasar dari
evaluasi proyek ialah menentukan bagaimana cara menggunakan
sumber-sumber yang ada demi memaksimumkan kenikmatan masyarakat terhadap
barang dan jasa yang riil dalam waktu mendatang. Jadi baik arus benefit
maupun biaya hendaknya diukur atas dasar tingkat harga umum yang
berlaku tetap pada waktu diambil keputusan tentang dilaksanakannya
proyek. Cuma seberapa jauh diduga bahwa perkembangan harga pada unsur
benefit atau biaya tertentu akan menyimpang dari laju kenaikan harga
umum, sehingga pengukuran terhadap unsur-unsur tersebut hendaknya
memperhitungkan penyimpangan tersebut.
Kriteria Investasi
Untuk mendapatkan gambaran-gambaran yang rasional
dari sesuatu proyek untuk diputuskan dapat atau tidaknya dibiayai dalam
program, telah dikembangkan berbagai macam indeks. Indeks-indeks
tersebut disebut Kriteria Investasi.
Jenis kriteria investasi tersebut adalah :
- Net Present Value (NPV)
- Internal Rate of Return (IRR)
- Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
- Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
- Profitability Ratio (PR = PV’/K)
Namun yang akan penulis kemukakan disini terbatas hanya cara menghitung Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR)
IRR dapat dianggap tingkat keuntungan (Pengembalian hasil investasi)1)
bersih dari se-suatu proyek asalkan setiap benefit bersih dari sesuatu
proyek asalkan setiap benefit bersih (Bt-Ct) yang positif secara
otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya. IRR adalah nilai
discount rate i yang membuat NPV daripada proyek sama dengan 0 (Nol)
Formula matematisnya :
n Bt - Ct
NPV = å = 0
t=1 t
(1+IRR)
1) Little and Mirrless dalam bukunya "Project
Appraisal and Planning for Developing Countries" hal. 13, mengartikan
Internal Rate of Return sebagai Yield (produktivitas) daripada proyek.
Adalah sangat kebetulan apabila kita mendapatkan angka IRR dengan mendiscount arus Benefit dan arus Cost2) langsung memberikan hasil pengurangan = 0
Karena itu ditempuh cara coba-coba dengan mengadakan
perhitungan 2 (dua) kali dimana hasil NPV percobaan pertama adalah (+)
dan percobaan kedua adalah (-) atau sebaliknya. Dengan formula matematis
berikut ini kita peroleh angka IRR nya.
NPV’
IRR = i’ + ( i" – i’ )
(NPV’-NPV")
dimana i’ = Discount rate yang digunakan pada percobaan pertama
i" = Discount rate yang digunakan pada percobaan kedua
NPV’ = NPV pada percobaan pertama
NPV" = NPV pada percobaan kedua
Jika ternyata IRR dari sesuatu proyek sama dengan
nilai i yang berlaku sebagai Social Discount Rate, maka NPV daripada
proyek itu adalah sebesar 0. Jika IRR < Social Discount Rate, berarti
NPV < 0. Oleh karena itu maka nilai IRR yang lebih besar dari/sama (³
) dengan Social Discount Rate, menyatakan tanda Go untuk proyek, sedangkan IRR kurang dari Social Discount Discount Ratenya memberikan tanda No Go.
Penetapan Discount Rate untuk Present Value
Disebabkan antara lain penggunaan modal yang belum
berdaya guna (efisien), sedangkan di masyarakat berlaku tingkat bunga
yang berbeda-beda dipasaran modal bebas.
Dalam memilih tingkat discount rate ialah, berapakah
tingkat keuntungan yang diharapkan andaikata sumber-sumber yang
diperlukan untuk sedang dinilai tidak jadi dipakai, melainkan dipakai
pada kesempatan investasi yang lain. Hal ini menyebabkan tingkat
opportunity cost of capital yang berlaku untuk masing-masing penanam
modal/proyek tidak seragam. Social Opportunity cost of
capital biasanya dianggap sama dengan tingkat keuntungan social yang
dihasilkan proyek yang terdapat pada batas (margin) dalam rangka
penentuan susunan anggaran pembangunan negara.
Tidak seragamnya social opportunity cost of capital
yang disebabkan juga antara lain perkembangan ekonomi daerah yang
berbeda, oleh karena itu Enex Consortium 346 yang menjadi konsultan
Ditjen Bina Marga (cq Bagpro Studi Kelayakan Jalan dan Jembatan, Dit
Bipran) dalam mengevaluasi kelayakan usulan peningkatan jalan seluruh
Indnesia pada tahun 1976-1979 menggunakan Tentative Incremental IRR
Threshold per Propinsi3) yang besarnya antara 15,0% - 25,0% sebagai berikut :
2) Dalam evaluasi proyek dibidang industri,
dikenal istilah K = Kapital (Modal/investasi awal) proyek dan C = Cost
yang merupakan biaya Operasi. Sedangkan dalam proyek Jalan, dikenal
istilah C = Construction Cost dan C’ (RMC) = Road Maintenance Cost.
3) Economic and social Analysis "methodology Statement" halaman 1/10, Enex Consortium 346, 1977.
- 15,0% (DI Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, seluruh Kalimantan, seluruh Sulawesi dan seluruh Nusa Tenggara)
- 20,0% (Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur dan Bali)
- 25,0% (Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta)
Misalnya hasil perhitungan IRR di Jawa Barat sebesar
20,0% maka usulan tersebut dinilai tidak layak, karena IRR threshold
Jawa Barat sebesar 25,0%. Hasil perhitungan Computer menggunakan
Genmerri4) pada tahun 1978 menunjukkan IRR = 150,10%
(Cileunji-Sumedang/2202001) IRR = 126,63% (Sumedang-Cijelag/2202101) dan
IRR = 52,83% (Cijelag-Kadipaten/2202201), jadi sangat layak pada Improvement Option berupa pelebaran bahu jalan
Shadow Price (Harga Bayangan)
Shadow prices atau accounting prices dapat dikatakan
sebagai semacam penyesuaian yang dibuat oleh penilai proyek terhadap
harga pasar daripada beberapa faktor produksi, karena harga pasar
produksi tersebut tidak mencerminkan nilai sosial yang sebenarnya
(Social opportunity cost) dari unsur produksi tersebut. Tiga komponen
analisa yang sering dipakai dalam evaluasi proyek yang dicari/ditentukan
harga banyangan-nya :
- Modal
Pemerintah seringkali beranggapan bahwa salah
satu hambatan utama suatu pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat adalah
kekurangan dana investasi yang diakibatkan oleh biaya modal (cost of capital), yaitu tingkat bunga
yang terlalu tinggi. Hal yang sering dilupakan ialah bahwa usaha
menggairahkan masyarakat untuk suka menabung perlu disertai rangsangan
kepada sipenabung untuk memperoleh sejumlah keuntungan riil atas dananya yaitu suku bunga yang dapat :
- menutupi kemerosotan nilai-nilai yang disebabkan oleh inflasi
- mengimbangi tingkat "time preference" yaitu keadaan dimana orang lebih senang menikmati pendapatannya sekarang daripada menangguhkannya.
Karena itu pemerintah seringkali mengatur tingkat
bunga resmi (terutama perbankan) atas deposito para nasabahnya pada
suatu tingkat tertentu.
- Tenaga Kerja Tak Terdidik
- Devisa
Sama dengan modal, ketentuan umum tentang
penerapan gagasan upah bayangan (shadow wages) di Indonesia belum
dikeluarkan oleh Pemerintah. Secara insidentil pernah diadakan pada
evaluasi proyek irigasi Pemali-Comal (Studi Case No. 4 Mears-Djarot PPN -
UI 1974), dimana upah buruh yang berasal dari buruh panen upahan
dinilai = 0 (nol)
Begitu pula dalam evaluasi proyek pengembangan pabrik
gula Jati Tujuh Jatibarang, upah buruh penebang tebu yang berasal dari
sekitar proyek yang tadinya penganggur/setengah penganggur dinilai = 0
(nol). Proyek Pengembangan pabrik gula Jati Tujuh merupakan salah satu
tempat praktek kerja lapangan peserta kursus tahun 1981.
4) Genmerri (Generalized Model for the Evaluation of Reval Road Improvement), WD. Scott & Co Pty Ltd, 1976.
Dasar pemikirannya ialah
bahwa seberapa jauh pemindahan tenaga kerja baru, mengurangi produksi
dalam kegiatan terdahulu (jadi buruh yang dialihkan itu tidak sepenuhnya
diganti dengan tenaga yang dipakai sebagai ukuran tentang besarnya upah
buruh tersebut).
Prof. Arnold C Harberger seorang ekonom ahli evaluasi
proyek, menganggap bahwa social opportunity cost daripada upah terendah
dari buruh adalah upah terendah yang memberikan imbalan yang cukup
sehingga buruh tersebut bersedia mengorbankan waktu senggangnya dengan
bekerja.
Social opportunity cost daripada devisa yang
dikeluarkan dalam rangka melaksanakan suatu proyek dianggap sebagai
nilai sumber dalam negeri (Domestic Resources Cost) yang harus diolah
demi membeli atau langsung menyediakan suatu sarana yang bersifat
tradeable (dapat diperdagangkan), untuk dipergunakan diproyek tersebut.
Penggunaan sumber-sumber tersebut dapat berupa :
- Produksi untuk menunjang export yang pendapatan devisanya untuk pembeli sarana import.
- Produksi pengganti import (import substitution) yang menghasilkan sarana tersebut secara langsung, atau melalui penghematan devisa yang digunakan untuk membeli sarana import.
Berdasarkan metode social opportunity cost, ukuran
diatas biasanya kurang dari tingkat batas guna (marginal utility) sebab
batas guna dari konsumsi barang yang dapat diperdagangkan sama dengan
batas sumber-sumber dalam negeri untuk menghasilkan barang pengganti
import. Hal ini disebabkan karena kedua-duanya ditentukan oleh nilai
tukar resmi (official rate) + nilai proteksi seperti : bea masuk,
pembatasan kuota import dan sebagainya. Padahal biaya marginal untuk
memperoleh maupun menghemat devisa merupakan nilai-nilai rata-rata
tertimbang sumber-sumber dalam negeri marginal untuk menghasilkan kedua
golongan barang tadi (barang export maupun barang pengganti import).
Kenyataannya bahwa (bahan tulisan ini diterbitkan
tahun 1978) dalam rangka evaluasi proyek oleh instansi pemerintah maupun
oleh konsultan swasta, tidak menggunakan Nilai Tukar Bayangan (Shadow
exchange rate). Dengan kata lain Nilai Tukar Resmi yang berlaku dianggap
mengukur social opportunity cost barang dan jasa yang bersifat dapat
diperdagangkan berdasarkan harga perbatasan (border prices) nya.
Negara yang paling memerlukan Nilai Tukar bayangan
yang lebih tinggi dari nilai tukar resmi adalah negara yang neraca
pembayarannya mengalami tekanan berat5) , karena nilai tukar
resmi terlampau rendah untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan
dalam pasar devisa. Selain itu diasumsikan bahwa terdapat hambatan
kelembagaan yang menghindari penentuan suatu nilai tukar yang mampu
menertibkan pasarnya.
5) Neraca pembayaran mengalami tekanan berat,
apabila Neraca Pos-pos berjalan (Perdagangan, Jasa dan hasil
Investasi/sumbangan) mengalami defisit sehingga perlu ditutup oleh
Gerakan Modal dan Gerakan Mas Moneter (Pinjaman jangka Pendek/Panjang
dan Import Mas, artinya menambah Utang Luar Negeri).
Dengan menekan tindakan-tindakan pada usaha
menanggulangi keadaan neraca pembayaran tersebut yaitu berupa investasi
dalam kegiatan yang menunjang export maupun produksi pengganti import
maka pemerintah secara bertahap mulai menerapkan suatu nilai tukar
bayangan.
Selain daripada keadaan neraca yang demikian maka
faktor inflasipun peranannya sangat besar dalam menentukan nilai tukar
bayangan. Sebagai contoh dapat dikemukakan berikut ini. Umpamanya pada
tahun 1980 nilai tukar x rupiah per dollar merupakan tingkat
keseimbangan. Maka pada tahun 1983 dimana tingkat harga umumnya telah
meningkat dengan y persen sedangkan lagi inflasi dipasar dunia
(khususnya sehubungan dengan jenis barang dan jasa yang diperdagangkan
di Indonesia) hanya sebesar Z persen (Z<Y), maka nilai tukar sebesar Y
pada awal masa tersebut secara riil atas harga tetap (1980) telah
menurun menjadi sebesar
100 + Z
x saja --
100 + Y
Tampaknya nilai Z dan Y untuk masa tiga tahun belakangan ini masing-masing sebesar 40% dan 120%. Jadi :
100 + Z 140
= = 0,65
100 + Y 220
Jadi nilai tukar yang secara nominal sebesar Rp.
630,- sekarang hanya bernilai Rp. 410,- atas dasar harga yang berlaku
tahun 1980. Atau dilihat dari sudut besarnya nilai tukar nominal 1983
yang diperlukan untuk mempertahankan nilai tukar riil yang berlaku tahun
1980 dahulu maka nilai itu sama dengan hasil perkalian 0,65 tadi dengan
Rp.630,- = 1/0,65 x 630 = Rp. 969,-
Penjelasan mengenai cara meng-shadow dapat dilihat pada Bagan Alir dihalaman akhir tulisan ini.
Economic Cost
Apa yang dikenal sebagai Economic cost,
sebenarnya dalam pengertiannya Ilmu Evaluasi Proyek lebih dikenal dengan
nama Harga bayangan (Shadow Prices), karena analisis proyek jalan
merupakan analisis ekonomis.
Untuk mengetahui perbedaan dengan penggunaan istilah
tersebut dalam Teori Ekonomi, baiklah pada kesempatan ini diketengahkan
pengertian Economic Cost tersebut.
Campbell6) memberi definisi :
Economic costs have to do with missed opportunities
or foregone alternative (Biaya Ekonomi, berhubungan dengan
kesempatan-kesempatan atau alternatif yang hilang).
6) Campbell MC Donnel R., "Economic" Sixth
edition, Principles, Problem and Policies. Mc Graw Hill Book Company
1975. Hal 497/498
Pengertian yang dikemukakan Campbell diatas tiada lain adalah alternative costs atau lazim disebut opportunity cost.
Ferguson7) memperkuat pengertian tersebut dengan definisi sebagai berikut :
Biaya alternatif atau opportunity cost untuk
memproduksi satu unit barang x adalah jumlah barang Y yang harus
dikorbankan, agar dengan demikian dapat dipergunakan sumber-sumber
tersebut untuk memproduksi barang x. Hal tersebut merupakan biaya social
memproduksi barang x
Suryatin dan kawan-kawan8), memberikan definisi :
Economic costs ialah jumlah biaya yang telah
dikeluarkan total overheadnya yaitu antara lain overhead firm,
pajak-pajak, keuntungan-keuntungan dan pengeluaran-pengeluarannya yang
sejenis.
Residual Value (Nilai Sisa)
Residual (Salvage) Value
adalah suatu nilai dari pada kekayaan proyek. Residual value dapat
dihitung sebagai benefit dan ditambah pada benefit biasa diakhir tahun
proyek, atau dapat dihitung sebagai penurunan biaya (biaya negatif) pada
saat terakhir. Dalam buku Economic Analysis of Agriculture Projects
begitu pula dalam Dasar-dasar Evaluasi Proyek9), Residual Value di-discount pada akhir tahun analisis.
Analisa Sensitivitas
Analisis sensitifitas
bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis
proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan biaya atau benefit.
Dalam analisis sensitivitas setiap kemungkinan itu
harus dicoba yang berarti bahwa tiap kali harus diadakan analisa
kembali. Ini perlu sekali, karena analisa proyek didasarkan pada
proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidak pastian tentang apa-apa
yang akan terjadi diwaktu yang akan datang.
Ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan ialah :
- Terdapat "Cost Overrun" misalnya kenaikan dalam biaya konstruksi.
- Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan harga hasil produksi.
- Mundurnya waktu pelaksanaan (time overrun)
Untuk lebih jelasnya, cara perhitungan IRR tersebut diatas, dapat dilihat pada tabel I
7) Ferguson, C.E. "Micro Economic Theory" Disadur oleh Drs. E.C. Winardi. Penerbit Tarsito Bandung, 1975 hal. 90/91 (Buku ke 2)
8) Suryatin, Rachmadi, Soehartono dan Budihardjo
"Analisa Cost Benefit", Dalam Hubungannya dengan Pembinaan Jalan Umum,
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Hal 14 (tanpa tahun
penerbitan)
9) Drs. Soetrisno PH, dasar-dasar Evaluasi Proyek", Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta 1981.
Menghitung manfaat (benefit) dan biaya (cost)
Benefit dari proyek-proyek fisik seperti
pembangunan/peningkatan jalan, pembuatan waduk atau perluasan jaringan
irigasi merupakan benefit yang dapat dihitung/dinilai dengan uang
(Tangible benefit). Misalnya pada pembangunan jalan baru/peningkatan
jalan maka benefit yang diperoleh antara lain :
- Penurunan biaya operasi kendaran dari normal traffic, diverted traffic dan generated traffic.
- Penurunan biaya satuan waktu (unit time cost)
- Penurunan biaya pemeliharaan jalan
Sedangkan pada proyek pembuatan waduk atau perluasan jaringan irigasi akan memberikan benefit antara lain :
- Meningkatnya produksi hasil pertanian (intensifikasi)
- Perluasan lahan berpengairan (ekstensifikasi) yang juga akan meningkatkan produksi hasil pertanian
- Peningkatan produksi perikanan darat, sebagai hasil sampingan dari pembuatan waduk dan sebagainya.
Sedangkan benefit lainnya yang sulit dihitung (intangible benefit) berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu :
- Peningkatan keamanan dan kenyamanan
- Peningkatan kecerdasan
- Peningkatan derajat kesehatan.
Bagaimana Cara Menganalisis Proyek-proyek Permukiman dan Prasarana Permukiman
Kecuali pembangunan sarana pemukiman (real estate,
rumah sederhana dan rumah sangat sederhana), yang dapat dievaluasi
dengan menggunakan analisis finansil dilihat dari kepentingan
pengembang, maka untuk prasarana pemukiman, seperti :
- Penyediaan Air Bersih
- Pemugaran perumahan rakyat
- Pembuatan jalan setapak
- Pembuatan saluran drainase
- Pembuatan tempat pembuangan sampah
- Pembuatan pengolahan limbah
- Pembuatan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK), dan
- Pembangunan Gedung Sekolah (SMU, SLTP dan lain-lain),
benefitnya bersifat intangible (sulit dinilai dengan uang).
Karena penulis belum menemukan bahan bacaan yang mengulas perhitungan IRR-nya. Penulis mencoba menawarkan cara memberi skor (nilai), atas keadaan fasilitas tersebut dengan membuat daftar Isian sebagai berikut :
Pertanyaan
- Apakah pada waktu fasilitas tersebut dibangun karena diminta masyarakat sekitarnya ?
- Nilai 10 (diminta masyarakat berkali-kali)
- Nilai 8 (diminta masyarakat)
- Nilai 6 (kurang diminta masyarakat)
- Nilai 4 (tidak diminta masyarakat)
- Apakah fasilitas tersebut memang dibutuhkan masyarakat ?
- Nilai 10 (sangat dibutuhkan)
- Nilai 8 (dibutuhkan)
- Nilai 6 (kurang dibutuhkan)
- Nilai 4 (tidak dibutuhkan)
- Apakah lokasi pembangunan fasilitas tersebut letaknya strategis/mudah dicapai ?
- Nilai 10 (sangat mudah dicapai)
- Nilai 8 (mudah dicapai)
- Nilai 6 (kurang mudah dicapai)
- Nilai 4 (tidak mudah dicapai)
- Apakah penggunaan fasilitas tersebut sesuai rencana ?
- Nilai 10 (sangat sesuai)
- Nilai 8 (sesuai)
- Nilai 6 (kurang sesuai)
- Nilai 4 (tidak sesuai)
- Apakah bangunan tersebut sesuai spesifikasi ?
- Nilai 10 (lebih baik dari spesifikasi)
- Nilai 8 (sesuai spesifikasi)
- Nilai 6 (kurang sesuai spesifikasi)
- Nilai 4 (tidak sesuai spesifikasi)
- Apakah nilai bangunan tersebut sesuai anggaran/kontrak ?
- Nilai 10 (lebih tinggi dari nilai kontrak)
- Nilai 8 (sesuai nilai kontrak)
- Nilai 6 (kurang sesuai nilai kontrak)
- Nilai 4 (tidak sesuai nilai kontrak)
- Apakah fasilitas tersebut dipelihara oleh masyarakat sekitarnya ?
- Nilai 10 (dipelihara dengan sangat baik)
- Nilai 8 (dipelihara)
- Nilai 6 (kurang dipelihara)
- Nilai 4 (tidak dipelihara)
- Apakah fasilitas tersebut dikelola/dibiayai oleh masyarakat ?
- Nilai 10 (secara bersama-sama)
- Nilai 8 (dikelola oleh sekelompok orang)
- Nilai 6 (dikelola oleh satu kelompok)
- Nilai 4 (tidak dikelola sama sekali)
- Apakah fasilitas tersebut membuat masyarakat sekitar meningkatkan derajat kesehatan?
- Nilai 10 (sangat meningkatkan derajat kesehatan)
- Nilai 8 (meningkatkan derajat kesehatan)
- Nilai 6 (kurang meningkatkan derajat kesehatan)
- Nilai 4 (tidak meningkatkan derajat kesehatan)
- Apakah adanya fasilitas tersebut berdampak meningkatnya kecerdasan masyarakat ?
- Nilai 10 (sangat meningkatkan kecerdasan)
- Nilai 8 (meningkatkan kecerdasan)
- Nilai 6 (kurang meningkatkan kecerdasan)
- Nilai 4 (tidak meningkatkan kecerdasan)
Penilaian :
- Apabila nilai keseluruhan : 80 – 100, fasilitas tersebut dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat.
- Apabila nilai keseluruhan : 60 – 79, fasilitas tersebut dinilai bermanfaat bagi masyarakat.
- Apabila nilai keseluruhan : 40 – 59, fasilitas tersebut dinilai kurang bermanfaat bagi masyarakat.
- Apabila nilai keseluruhan : 20 – 39, fasilitas tersebut tidak bermanfaat bagi masyarakat.
Penutup
Perhitungan IRR untuk mengevaluasi/mengevaluasi
kembali kelayakan proyek memerlukan data yang lengkap mencakup seluruh
umur rencana proyek. Data tersebut berupa :
- Biaya Konstruksi
- Biaya Operasi dan Pemeliharaan
- Manfaat/Benefit (dengan dan tanpa adanya proyek)
Pengerjaan secara manual akan memerlukan waktu lama,
sehingga dibutuhkan fasilitas komputer beserta perangkat lunaknya
(software). Sedangkan untuk mengevaluasi kelayakan proyek-proyek
prasarana pemukiman yang penulis kemukakan diatas baru berupa pemikiran.
Karena itu penulis mohon kepada sidang Pembaca apabila memahami cara
perhitungan IRR-nya, supaya menyampaikan kepada Redaksi agar dapat
dipakai sebagai acuan dalam pemeriksaan mendatang.
Semoga apa yang penulis sampaikan ini bermanfaat buat kita semua. Amiin (HA/090500)
- Net Present Value/NPV (Nilai bersih saat sekarang)
- Net Benefit Cost Ratio/Net B/C (Perbandingan Bersih manfaat/hasil dengan biaya)
- Gross Benefit Cost Ratio/Gross B/C (Perbandingan Kotor Manfaat/hasil dengan Baiya)
- Profitability Ratio (PR = PV’/K)
NPV merupakan selisih antara Present Value dari pada Benefit dan Present Value dari pada Biaya
Formula matematisnya :
n Bt - Ct
NPV = å
t=1 t
(1+i)
dimana Bt = Benefit sosial kotor pada tahun t
Ct = Biaya sosial kotor proyek pada tahun t baik yang berupa modal atau
Operasi
n = Umur ekonomis proyek
i = Social oportunity Cost of Capital (OCC) yang dianggap sebagai Social
Discount rate
Proyek dinyatakan Go kalau NPV >
0. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar OCC. Jika NPV <
0 = berarti proyek ditolak, artinya ada penggunaan lain dari modal yang lebih menguntungkan.
Bt - Ct
Untuk menghitung indeks ini terlebih dahulu dihitung untuk setiap tahun t.
t
(1+i)
lalu Net B/C adalah perbandingan sedemikian rupa
sehingga pembilangnya terdiri dari Present Value total daripada Benefit
bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih itu bersifat (+).
Sedangkan penyebunya terdiri dari Present Value total
daripada biaya bersih dalam tahun-tahun dimana Bt-Ct bersih (-), yaitu
biaya kotor lebih besar daripada benefit kotor.
Formula matematisnya sebagai berikut :
n Bt - Ct
å
t=1 t
(1+i) ( Bt – Ct > 0 )
Net B/C =
n Ct – Bt (Bt – Ct < 0 )
å
t=1 t
(1+i)
Seperti halnya IRR, maka Net B/C itu akan diperoleh
apabila paling sedikit salah satu nilai Bt – Ct bersifat (-). Kalau
tidak, maka Net B/C akan tak terhingga.
Dengan demikian kalau rumus diatas memberikan hasil Net B/C = > 1 berarti NPV > 0 merupakan tanda proyek Go sedangkan Net B/C = < 1 merupakan tanda No Go.
Indeks ini serupa dengan Net B/C, hanya benefit maupun biayanya diberikan secara Kotor dalam pembilang dan penyebutnya.
Formula matematisnya :
n Bt
å
t=1 t
(1+i)
Gross B/C =
n Ct
å
t=1 t
(1+i)
Sama dengan Net B/C, Ct yang dimaksud diatas mencakup Modal + Biaya
Indeks ini membedakan antara biaya yang merupakan modal awal (Kt) dan Biaya operasi (Ct). Rumusnya adalah sebagai berikut :
n
å
Bt - Ct
t=1
Gross B/C =
n
å
Kt
t=1
Angka perbandingan ini dianggap mengukur rentabilitas
(hasil) suatu investasi diatas tingkat discount ratenya. Biasanya lebih
mendekati Net B/C daripada ke Gross B/C.
PENGGUNAAN KONSEP EKONOMI TEKNIK SEBAGAI DASAR
MENGEVALUASI PROYEK PEMBANGUNAN JALAN
Oleh : Harris Arifin (Pemeriksa Wilayah V)
Pengantar
Sejak Juli 1997, Indonesia khususnya
dan Asia Tenggara umumnya dilanda krisis moneter berkepanjangan.
Akibatnya pemupukan modal untuk pembangunan khususnya bidang ke-PU-an
mengalami penurunan. Sangat beralasan apabila dalam rencana pembangunan
bidang jalan (ke-Bina Marga-an) dilandasi oleh sikap rasional ekonomis
para aparat yang melaksanakannya. Untuk itu penulis akan mencoba
menyampaikan kepada pembaca apa yang terkandung dalam konsep tersebut
diatas. Guna memudahkan pengertian, maka untuk pembangunan jalan baru
dan peningkatan dipakai istilah pembangunan saja.
PENGERTIAN EKONOMI TEKNIK (ENGINEERING ECONOMY)
Robley Winfrey dalam dalam bukunya "Economic Analysis
for Highways" halaman 9 menyatakan bahwa Engineering Economy
dimaksudkan sebagai phase khusus dari Engineering secara keseluruhan
untuk mendapatkan desain yang paling ekonomis dalam membantu para
Engineer dalam gambaran analisi ekonomi secara keseluruhan.
Dari uraian tersebut diatas terlihat bahwa dalam
membuat rencana dan desain jalan harus didasarkan pada prinsip ekonomi
dan pengaruh sosial pada, masyarakat disamping prinsip-prinsip lain.
Ide dasar tentang Engineering Economy sendiri telah
cukup lama, dimulai dengan kertas kerja E.W. James, "Enginnering
Journal" Ingenieria International tahun 1927, dimana harapan akan
prinsip-prinsip dasar ditinjau ekonomi maupun desain yang bisa
dipertanggung jawabkan dan ekonomis tercakup dalam tulisannya.
Berikut ini petikan dari jurnal tersebut :
"That any highway expenditure to be justified must be
earned by the road in the form of cheaper transportation. This mean
that there must be enough traffic and the type of improvement shall be
such that the actual saving in cost of transformation shall at least
equal the cost of the improvement. This alone justies the cost of
highway must pay for itselt otherwise it will be luxury. Engineering
Economy analysis are performed to determine the economy efficiency of
proposals"
(Semua pengeluaran yang akan dilakukan untuk jalan
raya harus diperoleh dari jalan itu sendiri dalam bentuk transportasi
yang murah. Ini berarti harus cukup lalu lintas, sedangkan jenis
peningkatan harus sedemikian rupa, sehingga penghematan yang sebenarnya
dalam biaya transportasi paling sedikit harus sama dengan biaya
pembangunan, hal ini akan memberikan pertimbangan berapa besar biaya
konstruksi jalan raya.
Selama umurnya suatu jalan raya harus dapat membiayai
hidupnya sendiri, jika tidak ia akan merupakan barang mewah. Analisa
Engineering Economy dilakukan untuk menentukan effisiensi ekonomi dari
setiap pengusulan).
Bahwa pada analisa ekonomi, secara keseluruhan harus
dikaitkan dengan problem yang akan berkembang dimasa mendatang. Ini
berarti bahwa ramalan lalu lintas dimasa mendatang harus didasarkan pada
analisis ekonomi secara lebih luas lagi, baik dari tinjauan pengaruh
tingkat regional maupun nasional. Banyak kasus yang memperlihatkan
pengeluaran yang tidak pada tempatnya karena prinsip-prinsip dasar
ekonomi, tidak diterapkan dalam analisis ekonomi pada pekerjaan
pembangunan jalan.
Dalam Engineering Economy, akan dibatasi secara jelas
2 (dua) ruang lingkup sekaligus yaitu biaya konstruksi yang tidak
berlebihan (desain geometrik sesuai kebutuhan) dan dipihak lain
keuntungan dari pembangunan yan diharapkan selama umur teknis jalan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Kenneth B. Woods dalam bukunya
"Highway Engineering Hand book" halaman 3-9, menyatakan bahwa dengan
analisa ekonomi, tercakup perencanaan yang cukup matang. Untuk itu Woods
berkata "Planning does not promise perfection in the public work
program, but planning quarantee progress (Perencanaan tidak menjanjikan
kesempurnaan dalam program pekerjaan umum, tetapi merupakan suatu
jaminan adanya kemajuan).
Benefit dari pembangunan jalan.
Robley Winfrey selanjutnya dalam bukunya
tersebut diatas pada halaman 51 mengetengahkan pengertian savings
(tabungan) dan Benefits (manfaat), sebagai berikut :
- Savings : Dalam istilah menyangkut keuangan adalah
pengurangan dari biaya produksi atau pelayanan dengan adanya akibat
proses produksi dan sebagainya, sebagai contoh :
Dengan konstruksi yang baru dari jalan A – B, maka
biaya operasi kendaraan berkurang dari 5,3 sen/mil menjadi 4,9 sen/mil
yang berarti ada saving sebesar 0,4 sen/mil.
- Benefits : Keuntungan/manfaat yang diperoleh bukan
dalam arti savings yang nyata dalam kalkulasi moneter. Perbedaan
kecepatan ataupun lama perjalanan merupakan keuntungan yang dimaksud.
Dalam jenis generated traffic adalah contoh yang baik dari keuntungan
berlalu lintas yang bukan merupakan savings.
Akibat ekonomis dari adanya pembangunan jalan dapat dinilai dalam hubungan eksternal economic, yaitu berupa :
- Keuntungan/manfaat langsung (Direct Benefits), yang diperoleh kendaraan.
- Keuntungan/manfaat tidak langsung (indirect Benefits), yang dinikmati pemakai jalan.
Ad.i Keuntungan/manfaat langsung (direct benefits)
lazim disebut Vehicular Benefit, adalah keuntungan yang diperoleh
pemakai jalan/kendaraan yang langsung diperoleh dari adanya
pembangunan/peningkatan jalan. Keuntungan tersebut berupa pertambahan
kecepatan kendaraan, berkurangnya penggantian ban dan biaya operasi
kendaraan (Vehicle Operating Costs), yang disebabkan oleh :
- Perbaikan tanjakan-tanjakan (gradients) jalan
- Perbaikan pada tikungan-tikungan (curves), dengan perubahan-perubahan pada tikungan-tikungan yang berbahaya.
- Pelebaran badan jalan serta perkerasan dan pelebaran pada bahu jalan.
- Perbaikan/peningkatan dari jalan tanah menjadi jalan berbatu (gravel road) dan sebagainya.
- Pengurangan biaya pelambatan (slow down costs), dengan berkurangnya berbagai hambatan yang terdapat di jalan.
- Pengurangan berhenti (stop) yang terlampau sering. Semua perbaikan-perbaikan tadi akan membawa perubahan/pertambahan pada kecepatan kendaraan dan menurunkan biaya operasinya.
Keuntungan/manfaat yang diperoleh pemakai jalan selanjutnya adalah sebagai berikut:
- Penurunan biaya operasi kendaraan (bahan bakar, minyak pelumas, ban, kanvas rem dan sebagainya).
- Pengurangan waktu transit, yang disebabkan oleh bertambahnya kecepatan kendaraan dan berkurangnya jarak waktu lalu lintas antar kota.
- Pengurangan keletihan pengemudi dan keletihan mental dan fisik karena berkurangnya tikungan-tikungan berbahaya, pandangan keadaan jalan yang lebih baik, dan sebagainya.
- Penambahan peningkatan berkendara tidak saja bagi pengemudi tapi juga bagi penumpang.
- Pengurangan kerusakan pada barang-barang yang diangkut. Perbaikan jalan akan mengurangi goncangan-goncangan terhadap kendaraan yang lewat sehingga dapat terhindar dari kerusakan. Perbaikan ini mengakibatkan pula penghematan biaya pengepakan, karena tidak perlu pengepakan khusus yang biayanya cukup mahal.
- Pengurangan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan berkurangnya keletihan mental dan fisik pengemudi karena kondisi jalan yang lebih baik.
Ad.ii Keuntungan/manfaat tidak langsung (inderect
Benefit) lazim disebut Non vehicular benefits karena
keuntungan-keuntungan dari pembangunan jalan baru atau peningkatan jalan
lama lebih berhubungan dengan pengembangan daerah-daerah sepanjang
jalan tersebut. Hal ini juga disebut sebagai Development Benefits.
Keuntungan lain dari pembangunan jalan ialah
mengurangi kemacetan jalan. Bila suatu jalan baru dibangun maka lalu
lintas dari jalan lama sebagian akan berpindah kejalan baru (diverted
traffic) sehingga kemacetan-kemacetan yang biasanya terjadi pada jalan
lama akan berkurang, demikian juga dengan jalan baru. Untuk analisis
Ekonomi sebagai tambahan, ada keuntungan yang disebut social benefits
yaitu seperti peningkatan pendidikan, kesehatan, kemajuan tingkat
kehidupan dan lingkungan karena memungkinkan masuknya teknologi
perbaikan distribusi pendapatan, integrasi nasional dan sebagainya.
Keuntungan Pemakai Jalan dan Pembuat Jalan
Keuntungan pemekai jalan antara lain berupa penurunan
biaya operasi kendaraan yang berpengaruh langsung terhadap tarif
angkutan. Biaya operasi kendaraan yang murah merangsang penambahan
jumlah kendaraan dijalan raya baik kendaraan penumpang maupun angkutan
barang. Penambahan jumlah kendaraan merupakan keuntungan bagi pembuat
jalan (pemerintah) dimana biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan jalan
tersebut diimbangi dengan meningkatnya kegiatan perekonomian dalam
masyarakat yang secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan
Negara.
Hubungan timbal balik antara biaya angkutan dengan
volume lalu lintas dijelaskan oleh Ian E. Smith dalam bukunya "Rural
Development the value added approach" PPN-UI, 1979, menjelaskan dalam
kurva berikut :
Biaya Angkut
C1 P Kurva Permintaan Angkutan
KEUNTUNGAN (Transport Demand curve)
NORMAL KEUNTUNGAN
TRAFFIC GENERATIO
C2 TRAFFIC Q
R
O
T1 T2 Volume Lalu Lintas
Pada biaya angkutan C1 maka volume T1 Apabila ada
pembangunan jalan dimana biaya angkutan turun menjadi C2, maka lalu
lintas meningkat menjadi T2.
Keuntungan yang diperoleh dan biaya operasi kendaraan
ditunjukkan oleh trapesium C1, P, Q, C2, dimana C1, P, R, C2
menunjukkan penghematan dalam lalu lintas normal (normal traffic),
sedangkan daerah PQR memperlihatkan penghematan dalam lalu lintas
generated (in duced) yang ditunjukan oleh T2-T1
Keuntungan yang diperoleh dari pembangunan jalan secara matematis oleh Smith, digambarkan sebagai berikut :
B = (C1-C2). T1 + ½ (C1-C2). (T2-T1)
= <
C T1 + ½ <
C . <
T
= <
C (T1 + ½ <
T)
dimana :
B = Benefit (keuntungan/manfaat)
C = Biaya angkutan
T = Volume lalu lintas
<
= Perubahan (pertambahan)
Keuntungan Produsen
Dengan turunya biaya operasi kendaraan yang secara
langsung akan berpengaruh terhadap biaya angkutan. Hal ini akan
memberikan keuntungan kepada produsen, yang dapat diuraikan sebagai
berikut.
Pendekatan yang digunakan disebut pendekatan surplus sosial (social surplus approach), yang didasarkan kepada surplus produsen.
Batasan (asumsi) pendekatan ini sebagai berikut :
- Aktivitas perekonomian kecil
- Volume lalu lintas rendah
- Pengurangan biaya angkutan untuk produsen
- Dipertimbangkan bahwa seluruh input atau output produksi dapat terangkut melalui jalan tersebut.
Biaya Angkutan Tingkat Harga Yang
Diterima
Produsen Kurve biaya marginal
produsen
Q R
C1
Kurva Permintaan
Terhadap Angkutan
C2
S
O O Q1 Q2 Jumlah
T1 T2 Volume lalu lintas
Produksi
Dari gambar tersebut diatas
menunjukkan bahwa potongan biaya angkutan yang diperoleh produsen
dengan turunnya biaya operasi kendaraan sebesar C1-C2 yang sepenuhnya
diterima produsen. Dengan anggapan bahwa dalam beberapa kenaikan
produksi oleh produsen hal tersebut tidak akan menekan harga pasar
(produsen berada dalam persaingan sempurna/perfect competition).
Begitupula luas tanah yang diusahakan adalah tetap. Dengan adanya
potongan biaya angkutan, produsen dengan demikian berpindah pada harga
yang diinginkan untuk berproduksi yaitu P1 - P2. Diyatakan bahwa
(C1-C2)=(P2-P1). Secara sederhana kurva produksi digambarkan dalam
grafik kekanan atas dan produsen akan menaikkan produksinya dan OQ1
menjadi OQ2. Keuntungan dari adanya pembangunan jalan berupa penghematan
biaya operasi kendaraan dapat menyebabkan turunnya biaya angkutan
secara relatif akan memberikan keuntungan kepada produsen dalam bentuk
surplus produksi karena produksi dapat lebih cepat terangkut sehingga
mampu berproduksi lebih banyak. Keuntungan tersebut tergambar pada kurva
sebelah kanan dalam bentuk kotak P2QSP1 atau segitiga QRS (bukan
kedua-duanya).
Pengertian lalu lintas Normal, Diverted dan Generated (Induced);
- Normal traffic : Adalah traffic yang diperkirakan
akan menggunakan prasarana angkutan tersebut meskipun tidak ada proyek,
jumlah traffic seharusnya naik sesuai dengan pertumbuhan ekonomis
didaerah-daerah yang dilayani prasarana angkutan tersebut.
- Diverted traffic : Adalah traffic yang berasal dari
traffic yang berasal dari jenis lain atau dari fasilitas lain yang
berpindah kapasitas atau jenis angkut biasa.
- Generated (Induced) traffic : Adalah traffic yang
benar-benar baru karena sebelumnya memang belum ada. Timbulnya traffic
ini disebabkan karena turunnya biaya angkutan, menggiatkan daerah-daerah
sekitarnya dan karena daerah tersebut berkembang maka hasil produksi
daerah tersebut yang mulanya hanya untuk lokal, sekarang ditingkatkan
serta kelebihan (surplus) hasil produksi daerah yang bersangkutan dijual
keluar daerah.
Biaya Konstruksi/Pembangunan
Biaya yang diperhitungkan untuk analisis proyek
disebut biaya ekonomi/Economic Costs yaitu biaya yang telah dikeluarkan
unsur tax dan subsidi pada biaya tersebut.
Biaya konstruksi dalam pembangunan jalan, meliputi :
- Biaya Eksploitasi (overhead costs)
- Ganti Rugi Tanah (Land acquisition)
- Pekerjaan Tanah (Earth Work)
- Pengeringan (Drainage)
- Pekerjaan Fundasi (Base Course)
- Pengaspalan (Surfacing)
- Pembuatan Bahan Jalan (Shuulder)
- Pekerjaan Lain-lain (Sundry)
Biaya konstrusi sangat tergantung pada jenis
konstruksi yang desainnya didasarkan pada beban dari volume lalu lintas
pada masa sekarang dan prakiraannya pada masa mendatang.
Sumber :
Harris Arifin,
"ANALISA B/C RATIO DENGAN GENMERRI MODAL
SUATU PROGRAM KOMPU-TER UNTUK EVALUASI EKONOMI PROGRAM PENINGKATAN JALAN
RAYA DI SELURUH INDONESIA" SKRIPSI FAK. EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI
PADJAJARAN BANDUNG, 1980.
Jika Anda memiliki masalah keuangan, sekarang saatnya Anda tersenyum. Anda hanya perlu menghubungi Bpk. Benjamin dengan jumlah yang ingin Anda pinjam dan periode pembayaran yang sesuai untuk Anda dan Anda akan memiliki pinjaman dalam waktu kurang dari 48 jam. Saya hanya mendapat manfaat untuk keenam kalinya pinjaman 700 ribu dolar untuk jangka waktu 180 bulan dengan kemungkinan membayar sebelum tanggal kedaluwarsa. Lakukan kontak dengannya dan Anda akan melihat bahwa dia adalah orang yang sangat jujur dengan hati yang baik. Surelnya adalah lfdsloans@lemeridianfds.com dan nomor telepon WhatApp-nya adalah + 1-989-394-3740
BalasHapus